Kamis, 13 Agustus 2009

Daht dan Naht


A. Saraf dan Daht


Menurut kitab At Tib Awaasin Al Kay oleh Ahmad Ibn Ruman diterangkan bahwa saraf dibagi menjadi tiga macam :

1. Saraf Syirun pembawa perangsang dari luar
2. Saraf Fadl yaitu pembawa perintah dari pusat ssaraf ke urat-urat daging
3. Saraf pembawa daht

Di dalam saraf pembawa daht tersimpan berjuta-juta butir daht yang berputar-putar dan mempunyai daya tarik menarik.

Hal di atas sesuai menurut percobaan modern saat ini yang dilakukan oleh Hodgkin-Huxley bahwa antara dalam dan luar Axon terdapat perbedaan potensial diam, yang dapat dipengaruhi oleh cahaya, panas, dan listrik dan juga dapat dipengaruhi oleh ion-ion tertentu (misalnya ion Na +).

Dengan adanya medan listrik ini, seperti kita ketahui bahwa ada sifat dualisme antara medan listrik dan medan magnet. Jadi dengan kata lainakibat potensial diam tadi dapat menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini terpancar ke luar permukaan tubuh kita yang dikenal orang sebagai aura, aura ini dapat dipotret dengan menggunakan foto kirlian.

Dari alasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa memang manusia dan binatang (terutama binatang buas) mempunyai daht yang tersimpan, hanya saja ada yang mau menggunakan dan tidak, dan juga tidak bertentangan dengan sunnatullah.

B. Daht Buaian (Naht)

Daht buaian terjadi karena gerakan salah atau tidak tertib berurutan, walaupun timbul tetapi kurang berfaedah. Sifatnya berdaya tarik menarik sejenis, seperti tampak pada gerakan-gerakan seni silat Kaifeng di China. Di antara tujuh belas gerakan dimulai dengan tinju tahan bersama lemah, tahan nafan dengan kedua belah kuda-kuda tertentu. Dalam seni silat Kaifeng tidak ada penyerangan dan penghindaran, tangkisan atau berganti langkah, langkahnya hanya bergesek searah (berselunsur).

Daht buaian biasa ditampilkan dalam permaian, seperti pengisian dinding yang bermuka lebar seumpama lantai, muka dinding, udara dan langit-langit. Daht buaian diletakkan dengan jalan pandangan mata tajam terpusat sehingga daht tersalur pada kedua bola mata terpancar masuk, lalu melekat pada benda yang ditatapnya itu, atau mengisi dengan gerakan tangan sehingga keluar dari jari-jarinya daht tersebut atau dengan suara, tiupan, curahan air dan versi-versi lainnya.

Daht buaian diragukan untuk dijadikan alat pembelaan diri karena gerakan itu lemah dan tidak beracun. Orang terlempar tidak merasakan sakit, hanya berlaku bagi kawan atau lawan yang mengkaji permainan sejenis atau tengah marah.

Di Hindustan dan China terdapat beberapa macam permainan daht buaian seperti Tarayana dan Dahtayana. Diisinya lantai dan dinding baru denga alur-alur daht buaian oleh sang guru sambil menari, maka sang penari segera memasukinya dengan tarian tahan nafs, lalu penari tersebut terlemparlah tetapi tiada merasakan sakit seperti daun yang terhembus angin. Guru memacarkan daht buaian dengan tenaganya sambil menari mengisi udara, kakinya pun memancarkan daht buaian mengisi lantai, apabila penari memasukinya dengan tarian tahan nafas, maka timbullah pertentangan/pelekatan daht buaian yang tidak sejenis, akibatnyasi penari pun tertarik pusaran daht buaian sang guru. Disebabkan karena daya tolak lebih rendah dari daya tarik itu, sehingga si penari pun roboh atau terlempar.

Beberapa aliran silat China mempergunakan permainan pengisian daht buaian itu sebagai pelepas lelah setelah berlatih berat Shaolin. Daht buaian tiada mengenai sasarannya jika tidak didahului oleh lawan, karena daht buaian bekerja jika bersentuhan dengan daht buaian yang sejenis.

Seorang guru silat berpendapat bahwa permainan daht buaian berguna untuk kesehatan tubuh dan pengujian akan kebangkitan daht seorang murid. Tetapi jika teliti guru-guru pengkaji daht buaian tersebut rata-rata mengendap penyakit pernafasan.

Kitab Sin Kung dari seorang China Muslim pengkaji tarekat Sufi menceritakan kegunaan daht buaian tersebut, seperti menolak pencuri, menyuburkan tanaman, pengasih dan sebagainya. Semuanya itu menggelengkan keada pengkaji daht yang sesungguhnya, karena tidak termakan oleh akal dan menyesatkan.

Di Indonesia khususnya Jawa Barat, pada tahun 1920, Tjoa Nam Fu, China peranakan Semarang mengajarkan silat Kaifeng pembangkit manit krach, seorang muridnya bernama Mahmud dari Sarikat Islam. Kelak Mahmud setelah mendapatkan jurus-jurus Kaifeng bergelar Nampon (dari kata Namfu). Nampon berkembang ke seluruh pulau Jawa, ada yang masuk ke dalam aliran kebatinan, diantaranya jurus-jurus Lontang dan Jero, ada yang berkembang pada kalangan Sosialis dan Komunis di antaranya silat Karahan dan sebagainya.

Di kalangan pesantren telah berkembang Jurus Istighasah dan Asrar yang serumpun dengan Nampon (dari Budha) yang sudah diganti dengan bacaan dzikir.

Jurus pernafasan berkembang pesat sejak tahun 1960, ada yang diberi baju Komunis, Kong Hu Cu, Hindu Dharma dan Isla. Sekarang yang berpangkal dari ajaran jurus Kaifeng itu di antaranya : Asrar, Satria Nusantara, Al Hikmah, Sinlamba, Silat Buhun, Nampon Cikaretan, Bandon, Prana, Istighosah, Tri Rasa dan sebagianya (kurang lebih 164 aliran)

Silat Kaifeng tidak terlepas dari unsu agama, yaitu agama Budha, sedangkan agama Budha identik dengan Yoga. Sekarang jika kita kaji daht buaian menurut cara Yoga, berarti kita mengikuti satu segi ibadah dari mereka. Hal ini berlaku mengikuti ibadah suatu kaum dan kita akan digolongkan sebagai kaum ang kita ikuti tata cara ibadahnya.

C. Daht Murni

Daht adalah tenaga tersembunyi dalam diri manusia dan hewan.Ada yang bangkit bekerjadan ada yang seolah tidur. Daht tidur pun dapat bangkit bekerja karena suatu sebab kejadian yang tiba-tiba sehingga mematikan fikir atau karena dilatih kerja dengan gerakan-gerakan tertentu yang teratur dan khusyuk.

Daht yang bangkit itu ada terdapat pada tubuh hewan buas pemakan daging, sempamanya jenis kucing, harimau, singa, jenis-jenis musang, cerpelai dan sejenisnya, kemudian hewan buas laut seumpama ikan hiu, dan sejenisnya, burung buas seumpama nazar, alap-alap, rajawali, elang dan sejenisnya.

Contoh :
Pandangan kucing ketika melihat tikus menyebabkan tikus jatuh karena mata kucing terkandung daht
Auman harimau apabila mengenai mangsanya maka akan menjadi lemas, karena auman harimau mengandung daht
Ular besar yang ketika membuka mulutnya maka akan menyedot mangsa menuju mulut tersebut karena tarikan daht yang kuat dari ular
Rajawali emas dari China ketika menyambar mangsa misalnya anak kijang, maka tertariklah mangsa karena daya daht rajawali yang teletak di cengkeramnya.
Seseorang Badwi penghuni daeah panas gersang di padang sahara biasanya mumpunyai daht mata karena selalu melatih matanya melihat ufuk, maka jika matanya sudah kuat dan menatap orang yang sedang marah, maka jatuhlah orang tersebut karena pengaruh daht matanya.

1. Daht manusia yang tersimpan

Bahwasanya tenaga daht itu terbatas dan di mana ahli tidak keluar dari adat kebiasannya,tidak keluar dari sunnatullah,hanya ada yang mau mempergunakan atau membiarkannya tersimpan.

Daht bukanlah tenaga ghaib tetapi tenaga yang sudah ada pada setiap orang dan hewan dan dapat dikaji oleh orang serta dapat dibuktikan keberadaanya. Daht itu tersimpan di dalam serabut saraf otot yang terdalam di bawah saraf-saraf perasa pada kulit. Karena itu wajar bila tenaga daht dinamakan tenaga dalam. Saraf-saraf daht itu memancarkan daya tarik dan tolak. Saraf daht terletak agak mendalam pada ulught yakni terselimut bagian tubuh lain, ada di setiap bagian tubuh lain dan berpencar pada tangan dan mata.

Maka dalam ulught itu terdapat berjuta-juta butir daht yang berputar dan mempunyai daya tarik menarik, bila terpancar ke luar tubuh tidak mungkin dapat kembali lagi, bagaikan ludah yang terbuang.

Daht dalam ulught itu merupakan benda yang berwujud karena perpaduan berbagai zat diantaranya makanan, maka daht pun mempunyai unsur tarik dan tolak. Dua jenis daht dalam ulught bila bergesek impit akan menimpulkan daya panas yang terpancar ke luar tubuh.

Bila terjadi perubahan serabut ulught pada dada kiri dan perubahan itu karena berlatih diri, maka timbullah daya dingin yang bergerak tersalur pada tangan kiri. Bila daya dingin ini dikaji terus akan mudah membuat salju dalam bejana dengan penyaluran tenaga daht dingin pada air. Apabila terjadi perubahan ulught pada dada kanan karena latihan tertentu maka terpancarlah tenaga panas yang dapat menghanguskan.

Tiap aliran gerakan itu menimbulkan gerakan yang berbeda, adakalanya dan itu tidak bekerja tetapi rusak karena gerakan salah atau pertentangan dua aliran daht. Beberapa aliran penimbul daht di antaranya : Cara Yoga, Dahtayana, Gerakan khan Shaolin, cara gerakan Orlug, gerakan Suyi, gerakan Bayroiy, Payuk.

Perbedaan dengan daht buaian (naht), naht hanya berlaku untuk orang yang mengkaji sejenis atau tengah marah (dalam batas marah) dan tidak beracun, diolah melalui bentuk-bentuk senam tanpa adanya jurus-jurus.

Daht asli dapat berlaku bagi siapa saja, tanpa perbedaan kajian, beracun dapat menghanguskan, mendinginkan, ringan melawan musuh, meringankan lompatan, menggetarkan musuh melalui suara dan sebagainya, dilatih dengan cara berjurus dan aturan makanan.

2. Perkembangan ulught (serabut otot terdalam)

Dengan berolah jurus yang teratur dan tertib dapat menguatkan ulught, tubuhpun terliat kuat berisi dan berjalan dengan tegap, tidak mudah terserang penyakit.

Perempuan dan laki-laki mempunyai perbedaan otot dan ulught. Ulught perempuan sangat halus. Seorang perempuan bertingkah keras, berolah serupa laki-laki dapat mengakibatkan rusaknya ulught dan berubahlah bentuk tubuhnya itu mendekati bentuk tubuh seorang laki-laki, buah dadanya akan berkerut menjadi kecil, otot lengan pun akan membesar mendekati otot seorang laki-laki.

Seorang laki-laki bertingkah seumpama perempuan atau berpakaian seumpama perempuan akan terbawa tenggelam dalam alam perempuan dan begitupun seorang perempuan yang bertingkah dan berpakain laki-laki akan tenggelam dalam alam laki-laki.

"Rosulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki "(HR Bukhari)

"Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian serupa pakaian perempuan dan perempuan yang berpakaian serupa pakaian laki-laki "(HR Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Hakim)

Maka jika seorang perempuan akan berlatih pembelaan diri, hendaklah tidak berjurus serupa laki-laki dengan keras tetapi hendaklah halus sesuai fitrahnya. Mulailah dengan senam-senam khas perempuan atau senam-senam yang sesuai dengan tubuh perempuan tersebut.

3. Pertentangan daht yang berlainan

Kerusakan daht akibat belajar dua gerakan yang tidak serumpun serta keduanya mempergunakan cara pernafasan yang berbeda, seperti belajar jurus-jurus halus dengan pernafasan lain bersamaan dengan mempelajari gerakan kasar yang lain pula cara pernafasannya dalam hentakan kilat akan mengakibatkan pembentukan daht bertentangan kutub dalam saluran ulught.

Kerusakan pada saluran ulught tersebut, mula-mula impitan butir-butir daht yang bergesekitu menimbulkan bisul-bisul kecil yang berwarna kemerah-merahan yang menanti pecah.Maka jika didapatkan gejala pertentangan itu hendaklah menghentikan salah satu aliran, kerjakan aliran yang sejalan, maka bisul-bisul tersebut akan dapat dihilangkan. Tetapi bila tetap tidak menghentikan maka bisul tersebut akan makin bertambah besar dan pada akhirnyaakan pecah dan penutup ulught pun akan mengalami kerusakan.

Kerusakan ulught dapat pula menyebabkan kerusakan urat serabut saraf sekitar ulught tersebut. Hal ini mengakibatkan makin derasnya aliran darah yang menyebbabkan menyempitnya saluran darah dan jika terus berlanjut akan timbullah penyakut Fuzu. Penyakit ini sangat berbahya dan termasuk penyakit saraf yang dapat timbul pada kepada berbentuk bisul-bisul kecil ataupun kilatan-kilatan atau kunang-kunang atau pelangi. Itulah akibat pergesekan daht yang berlawanan yang terpercik bagaikan kilatan api.

Apabila ulught itu pecah akan timbullah semacam borok saraf, dan bila ulught itu putus maka sulit sembarang dokter/tabib untuk mengobatinya. JIka saraf penghubung otak dan biji mata yang putus, yakni saraf penglihatan maka mengakibatkan orang tersebut buta membuka (mata tetap terbuka walaupun tidak dapat melihat), jika ulught kaki yang pecah, maka sebelah kaki yang terkena akan mati sebelah, begitpun jika tempat lain yang terkena akan kerusakan ulught tersebut.

Disarikan dari Syiharani, Kitepi Dhat wa Naht